Jumat, 19 Desember 2008

PMB Proklamasikan Din Syamsuddin Sebagai Capres




Jakarta - Partai Matahari Bangsa (PMB) memproklamasikan dukungan terhadap Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sebagai calon presiden pada Pemilu 2009 mendatang. Din mengalahkan 13 kandidat capres PMB lainnya.

"Kita memproklamasikan Pak Din sebagai capres sembari melakukan konsolidasi ke seluruh wilayah untuk mendukung," kata Sekjen PMB Akhmad Rofiq saat berbincang dengan detikcom, Kamis (18/12/2008).

Rofiq menceritakan, keputusan untuk mendukung Din berawal dari Rapimnas PMB yang digelar bulan September lalu. Rapat tersebut menghasilkan rekomendasi 13 capres dari PMB. PB PMB kemudian melakukan hearing dengan jaringan PMB seluruh Indonesia tentang siapa dari ke 13 tokoh itu yang layak menjadi presiden.

Tiga bulan kemudian, tepatnya pada 3 Desember 2008, rapat pleno PMB menyepakati Dinlah yang dipilih sebagai capres. Pertimbangannya Din adalah tokoh yang memiliki kapasitas untuk menjadi presiden. Pengabdiannya terhadap masyarakat juga cukup besar. Selain itu, Din merupakan tokoh baru yang masih muda dan belum terkontaminasi oleh kekuasaan.

"Jadi PMB sangat mengharapkan melalui Pak Din ini perjalanan mencapai perubahan itu dapat maksimal, karena tidak ada beban masa lalu," jelas Rofiq.

Rofiq mengaku sudah memberitahukan dukungan PMB terhadap Din baik secara langsung maupun melalui telepon. Namun, sejauh ini belum ada tanggapan dari Din.

Dalam proklamasi yang akan digelar di Hotel Cempaka, kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, nanti siang itu, kata Rofiq, Din sengaja tidak diundang. Alasannya untuk menghindari persepsi bahwa dukungan Din ini merupakan kemauan elit PMB atau bahkan Din sendiri.

"Kita tidak menghadirkan untuk jaga-jaga saja bahwa aspirasi partai ini murni sebagaimana yang berkembang dari bawah. Tapi apakah nanti proklamasi ini akan direspons secara lebih dekat oleh Pak Din, ya, kita menunggu saja," cetusnya.

Setelah memproklamasikan dukungan, kata Rofiq, masih ada langkah politik lainnya, yakni melamar Din.

"Nanti kita akan mengambil mekanisme lagi. PMB akan melamar secara langsung. Jadi biar terus menerus bersambung. Setelah proklamasi nanti ada istilah ijab qabul politik. Itu akan kita selenggarakan dalam bentuk lain dan pasti dalam bentuk besar dengan melibatkan seluruh unsur-unsur tokoh masyakat," pungkas Rofiq.
Irwan Nugroho - detikNews(irw/nrl)

Minggu, 02 November 2008

HALAL BIHALAL DAN PERINGATAN 35 Tahun BMKJ

Badan musyawarah keluarga jambi Jakarta raya ( BMKJ) mangadakan halal bihalal dan peringatan 35 tahun BMKJ dijakarta bertempat graha pengayoman departemen hukum dan ham jl. HR rasuna said kuningan Jakarta, yang di tuanrumahi oleh PROf .Abdul barry azed SH MH selaku ketua dewan Penasehat bmkj yang juga sekjend departemen hukum dan ham.

Acara tersebut dilaksanakan pda tanggal 1 november 2008 yang dimulai pukul 10: 15 dan dibuka dengan tarian sekapur sirih dari sanggar binaan anjungan jambi di taman mini Jakarta, acra dilnjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran dan laporan ketua panitia kapten Infantry Erwin ramli dalam dalam laporannya dismpaikan tentang “halal bihalal yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan mempererat silaturrahim antar sesama warga jambi Jakarta raya sesuai dengan tema menyucikan hati menyambung tali silaturrahim” kemudian sambutan ketua BMKJ Edy putra irawady yang juga Deputy menteri perekonomian bidang industry dan perdagangan kemudian diikuti sambutan gubernur yang diwakili oleh peltu sekda provinsi jambi pda pertengahan acara halal bihalal tersebut diselingi dengan nyanyian solawat dari penyanyi cilik asal sarolangun yang bernama Tania setelah itu tausiyah agama oleh KH.Memed juned yang menekankan pentingnya silaturrahim dan manfaat halal bihalal setelah itu para tamu undangan dimanjakan oelh liuk gemulai para penari zafin dara oleh para gadis binaan sanggar tari anjungn jambi taman mini sampai pada acara ramah tamah dan makan siang , diantar makan siang tanpak pera tamu yang hadir mengisi acara hiburan dengan nyanyian derah jambi sebagai pengobat rindu pada kampung halaman

Hadir pada acara tersebut beberapa caleg DPD dan DPR RI dapil jambi salah satunya FAHMAN HABIBI putra SARKO yang maju dari partai matahari bangsa yang juga selaku mantan ketua permaja jaya dan pengurus bmkj, hadir juga bupati bungo zulfikar ahmad, Rusfan makalam ketua dewan Pembina bmkj, Azrin nurdin, Hasip kalimudin syam ketua lembaga adat dan mantan wakil gubernur provinsi Jambi dan juga tokoh-tokoh masyarakt jambi dijakarta, pengurus bmkj dan permaja jaya beserta anggota menurut sulaiman sekretaris panitia acara ini diahadiri oleh skitar 400 undangan lainnya tampak seluruh tamu dan para panitia merasa lega pada akhir acara karena acara dapat berjalan dengan lancar bahkan snyum terlihat dari ketua panitia karena pada acara kali ini para donatur sangat antusias sehingga anggaran menjadi surplus.

Jumat, 29 Agustus 2008

KEPEMIMPINAN KAUM MUDA


Gegap gempita dan euphoria peringatan hut proklamasi kemerdekaan republik indonesia setiap tanggal 17 agustus selalu membahana diseluruh penjuru nusantara pada setiap tahunnya, tak pelak peringatan ini menghamburkan dana dan mengalirkan hujan keringat serta air mata haru bagi rakyat indonesia khususnya banyak kegiatan dan perlombaan yang memupuk rasa kebersaman dan persatuan namun tak mampu memupuk secara maksimal rasa nasionalisme dan keinginan untuk memiliki secara utuh dan menjadi bangsa indonesia seutuhnya, karena setiap kegiatan yang diadakan hanya sebagai hiburan belaka.

Sebaliknya jarang sekali kita temui suatu kegiatan yang bertujuan menciptakan sebuah perubahan untuk kemajuan negeri tercinta ini misalnya pemberantasan korupsi hanya menjadi tugas penegak hukum tidak banyak peran masyarakat disana, pembasmian pelaku illegal loging yang mengancam ekosistem dan salah satu penyebab perubahan iklim juga hanya menjadi peran penegak hukum.
Momentum sepuluh tahun reformasi, enam puluh tiga tahun kemerdekan republik indonesia dan satu abad kebangkitan nasional semestinya membawa bangsa ini kedalam proses konsolidasi demokrasi yang lebih dewasa. Namun hingga detik ini cita-cita reformasi belum bisa menunjukkan peran yang berarti untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi republic ini Reformasi Hanya Menciptakan Politisi-Politisi Baru Dengan Berbagai watak,dan tingkah laku namun reformasi belum bisa menciptakan seorang negarawan sejati, terbukti dengan belum puasnya beberapa kalangan masyarakat seperti ,rakyat miskin, kaum petani dan nelayan, kaum buruh dan pekerja bahkan pelaku reformasi itu sendiri.

Beberapa amanah reformasi yang menjadi inspirasi perjuangan elemen muda yang berbalutkan almamater disaat runtuhnya rezim tiran orde baru yang berkuasa selama tiga puluh dua tahun belum bisa seutuhnya diwujudkan menjadi sebuah kenyataan. Penegakan hukum terkesan tebang pilih dan bermuatan politis, pemberantasan korupsi belum menyentuh koruptor kakap, penyelesaian kasus ham yang masih dianggap baru sebatas wacana. Belum stabilnya harga bahan kebutuhan pokok, tingkat kriminalitas yang begitu tinggi, pembangunan infrastruktur yang belum merata, pengembangan sumber daya manusia belum maksimal, tingkat pengangguran yang merata diseluruh daerah, pemberantasan kemiskinan yang juga belum maksimal ,asset-aset vital negara seperti pertambangan energi, teknologi komunikasi dan informasi mayoritas dikuasi oleh perusahaan asing. Persoalan kebangsaan yang begitu pelik dan rumitnya ini ibarat menyulam dengan benang yang kusut mengurainya bukan suatu hal yang sederhana jika ditarik benang yang satu maka benang yang lain akan putus atau semakain kusut solusinya adalah dengan mangganti dengan benang yang baru agar bisa menyelesaikan sulaman yang lain. Sudah semestinya kita harus memiliki komitmen besar untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada agar generasi muda negeri ini bisa menatap masa depan yang cerah, mungkin sudah saatnya kita mempertimbangkan kepemimpinan kaum muda yang masih memiliki semangat dan energi positif dengan idialisme yng ada serta belum memiliki dosa-dosa politik masa lalu apalagi kaum muda selalu meneriakan tuntutan perubahan walaupun dengan cara revolusi gerakan kaum muda asalkan kesejahteraan dan kemakmuran bisa terwujud tidak akan menjadi masalah.

Kepeloporan kaum muda bukan saja bergema akhir-akhir ini namun jauh sejak awal mula berdirinya bangsa ini ketika didirikannya organisasi boedi oetomo pada tahun 1908 sehingga melahirkan tokoh-tokoh muda pada masa setelah itu seperti soekarno dan muhammad hatta.
Bergulirnya kembali wacana kepemimpinan muda bukan tidak berdasar dan memiliki alasan yang kuat namun merupakan sebuah keniscayaan untuk mewujudkan cita-cita luhur para pendiri republik ini yang diantaranya ingin “mandiri dibidang ekonomi, berdaulat dibidang politik dan berkepribadian dalam social dan budaya”. Untuk menyambut perkembangan yang begitu pesat dan serba mengandalkan sistim teknologi informasi yang modern serta berubah begitu cepaatnya tantu kita harus mengembangkan program pendidikan yang berkualitas berbasis kompetensi agar tercipta sumberdaya manusia yang selalu muda dan bisa diandalkan dalam mewujudkan cita-cita tersebut, karena masih memiliki semangat yang menyala dan berapi-api .

Tidak bisa dipungkiri kekecewaan terhadap hegemoni kaum tua yang masih menduduki kepemimpinan pemerintahan dan partai politik tertentu yang tidak memberikan ruang yang maksimal terhadap kaum muda untuk ikut berkiprah sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pemberontakan batin kaum muda untuk segera merebut tampuk kepemimpinan jika ini dibiarkan maka kegelisahan ini akan mengelinding seperti bola salju yang semakin lama semakin membesar dan menghantam pendahulunya yang selalu ingin berkuasa tampa secara serius ingin mewujudkan masyarakat adil dan makmur “gemah ripah loh jinawi” tapi malah sebaliknya. Jika kondisi ini tidak disadari dan dibiarkan oleh seluruh stake holders bangsa ini maka tidak menutup kemungkinan suatu saat akan terjadi revolusi gaya baru sebuah pemberontakan yang dilakukan oleh kaum muda bukan dengan cara yang dilakukan ketika runtuhnya rezim orde lama dan terjungkalnya orde baru dan berganti dengan reformasi dimana kaum muda hanya dimanfaatkan oleh sebagian elit politik saja yang notabene bukan bagian dari orang-orang muda, tetapi revolusi kali ini adalah revolusi yang secara alamiah akan menyingkirkan kelompok dinasti lawas berganti dengan kaum muda yang memiliki konsep yang jelas dan begitu setia kepada pancasila dan uud 1945 dalam upayanya untuk mewujudkan suatu negara dan bangsa yang adil, makmur, sentosa, dan mendapat limpahan rahmat, keberkatan/perlindungan, keridlaan, dan ampunan dari tuhan yang maha kuasa “baldatun toyyibatun worobbun ghofur” oleh karenanya pada pemilu 2009 yang akan kita songsong ini hendaknya menjadi momentum bagi kaum muda untuk menujukkan kekuatan dan kemampuan agar dapat merebut kekusaan tampa perlu menggunakan kekerasan dan mengeluarkan darah setetes pun melainkan perang konsep serta beradu peran dan bekerja keras dalam memikat hati rakyat, akankah kaum muda diberi kesempatan…? Atau akan munculnya sinergi antara kaum muda dan tua ? Kita tunggu saja….
namun selama matahari masih bersinar disitu akan muncul harapan baru karena…
BERGERAK ADALAH PERJUANGAN,
DIAM AKAN TERTINDAS.
MUNDUR ADALAH PENGHIANATAN.

Senin, 18 Agustus 2008

PRESIDEN DAN WAPRES TERIMA UCAPAN SELAMAT DARI NEGARA SAHABAT


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima ucapan selamat hari kemerdekaan dari perwakilan negara-negara sahabat di Indonesia.
Satu per satu Duta Besar negara-negara sahabat di Indonesia dipanggil oleh pembawa acara untuk memasuki ruang tengah di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu malam.
Mereka kemudian menyalami Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono serta Wapres Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah yang berdiri berlatar karangan bunga di sisi kiri tengah ruangan.
Selain para dubes, hadir pula untuk memberi selamat hari kemerdekaan ke-63 itu para kepala perwakilan lembaga internasional di Indonesia.
Para Dubes itu kemudian bergabung dengan para tamu undangan lain di lapangan rumput antara Istana Merdeka dan Istana Negara.
Lapangan rumput itu telah disulap sebagai tempat jamuan makan malam dengan tenda-tenda besar dan beratus meja kursi.
Hadir pula pada acara resepsi resmi kenegaraan hari kemerdekaan ke-63 itu para menteri Kabinet Indonesia Bersatu dan pemimpin lembaga tinggi negara.
Juru bicara Kepresidenan Dino Pati Djalal menyatakan pemerintah Indonesia telah mengundang 32 tokoh dari 27 negara untuk hadir pada acara jamuan makan malam itu.
Di antara tokoh yang diundang itu adalah Kepala Departemen Jurnalisme Afrika Selatan, Pedro Deon Didierichs, Asisten Profesor Departemen Diplomasi Internasional Whitehead University Amerika Serikat, Ann Marie Murphy, Thai Aung Yin dari Kementerian Luar Negeri Myanmar, serta Mantan Menteri Industri dan Energi Spanyol, Josep Peiquee Cums.(detikcom/Ant/d)

Kamis, 14 Agustus 2008

KEMERDEKAAN YANG SEMU

Pemuda adalah salah satu pilar penting untuk mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia,disetiap Negara dan bangsa manapun biasanya sangat membutuhkan peran pemuda untuk menjadi kader dan penerus kaberlangsungan sebuah peradaban dan cita-cita bersama demi kamakmuran,kesejahteraan,dan ketentraman masyarakat secara umum.
Pergerakan pemuda berawal pada saat pembentukan organisasi “Boedi Oetomo” pada 20 Mei 1908 hingga sekarang diperingati sebagai hari kebangkitan nasional yang ke 100 atau satu abad, didirikan oleh beberapa orang pemuda yang bernama Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh, dan Soeleman. Berdirinya Budi Utomo inilah yang nantinya akan menjadi awal gerakan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Keadaan bangsa indonesia dianggap buruk oleh bangsa lain, pejabat pribumi yang notabene kaum tua hanya mencari kuntungan semata dan mementingkan kepantingan pribadi,selalu berpihak pada bangsa penjajah yaitu belanda.
Dua puluh tahun sejak berdirinya sebuah gerakan pemuda pertama itu maka diadakanlah kongres pemuda ke II tepatnya tanggal 28 Oktober 1928,dan menghasilkan sumpah yang begitu membakar semangat persatuan dan kesatuan bangsa khususnya kaum muda sampai saat ini kita kenal sebagai “sumpah pemuda”. Sumpah yang mengajak seluruh anak muda cikal bakal penerus bangsa untuk bertanah air satu, berbahasa satu, dan berbangsa satu yaitu Indonesia dan selanjutnya memiliki andil besar melahirkan dua orang tokoh yang meproklamirkan kemerdekaan Indonesia yaitu Soekarno (Bung Karno) dan menjadi Presiden Pertama Republik Indonesia, 1945- 1966, menganut ideologi pembangunan ‘berdiri di atas kaki sendiri’. Proklamator yang lahir di Blitar, Jatim, 6 Juni 1901 ini dengan gagah mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: “Go to hell with your aid.” Persetan dengan bantuanmu hingga mengelorakan semangat Revolusi bagi bangsanya . dan seorang tokoh perhimpunan indonesia yang menentang imperialisme dan kolonialisme asing yaitu Moehammad Hatta yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi

Kemerdekaan, kata soekarno, adalah jembatan emas yang akan mengantarkan rakyat kepada masyarakat adil dan makmur “gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja”. Namun 20 tahun berlalu sejak dibacakannya naskah proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur 56 itu masyarakat yang adil dan makmur tak kunjung terwujud menjadi kenyataan , yang ada malahan inflasi yang naik secara eksponensial menembus angka ratusan persen disertai harga-harga sembako yang kian melambung tinggi sehingga tidak dapat terbeli oleh kalangan bawah dan kaum miskin .kemudian pada Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Berawal dari keterpurukan yang ada pada saat itu muncullah gerakan pemuda angkatan `65 yang membawa idealisme baru tentang bangsa ini melalui tiga tuntutan rakyat yaitu Turunkan harga, ,rombak Kabinet Dwikora dan bubarkan PKI yang kita kenal dengan “Tritura” hingga pada akhirnya ditangan pemuda yang waktu itu beratribut almamater alias mahasiswa yang bergabung bersama rakyat untuk menurunkan Soekarno segaligus mengakhiri rezim orde lama.Runtuhnya kepemimpinan Soekarno pada tahun itu membuat seorang jendral Soeharto yang lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 18 Juni 1921 menjadi Presiden kedua Republik Indonesia selama 32 tahun. Pada awal masa jabatannya soeharto memiliki Suatu kemampuan kepemimpinan luar biasa yang harus diakui oleh teman dan lawan politiknya (senang atau tidak). Ia menggerakkan pembangunan dengan strategi Trilogi Pembangunan (stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan). Bahkan sempat mendapat penghargaan dari FAO atas keberhasilan menggapai swasembada pangan (1985). Maka, saat itu pantas saja ia pun dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Pembangunan Nasional.kemudian pada tahun 1988 konon Ibu Tien Soeharto menyarankan untuk meninggalkan jabatannya sebagai presiden namun tidak diikuti sampai kemudian ibu Tien meninggal dunia (Minggu 28 April 1996). Sepeninggal istrinya Soeharto seperti kehilangan inspirasi untuk memimpin sampai diadakan kembali pemilu tahun 1997.
Seusai Pemilu 1997 sebelum Sidang Umum MPR, Maret 1998, para pembantunya, di antaranya Harmoko, selaku Ketua Umum DPP Golkar, menyatakan akan tetap mencalonkan HM Soeharto sebagai presiden 1998-2003 hingga ia terpilih kembali menjadi presiden. Di bawah kepemimpinan Bapak Pembangunan ini Indonesia berubah menjadi negeri yang ‘aman dalam tekanan’. Ruang demokrasi yang ditutup disertai pembodohan dan pemiskinan berjamaah berlangsung selama 32 tahun . Pada masa ini hubungan Indonesia dengan negeri-negeri kapitalis berlangsung dengan asas “saling percaya”. Negeri kapitalis ‘dipercaya’ untuk mengeruk seluruh kekayaan alam negeri ini dan Indonesia ‘dipercaya’ memegang uang pinjaman dari negeri dan organisasi kapitalis. Hasilnya cukup ‘mnyakitkan’, Indonesia sebagai penghasil 25% timah, 7,2 % emas, dan 5,7% nikel dunia, hanya mendapatkan cipratan keuntungan kekayaan alam dan banjiran hutang. Bahkan pada tahun 1997 terjadi kesenjangan yang begitu besar, cadangan devisa Indonesia hanya mencapai 16,587 milyar dollar AS, sedangkan total kewajiban sebesar 39,197 milyar dollar AS. `Kegemilangan` orde baru ini akhirnya ditutup dengan pertumbuhan ekonomi sebesar -4% (pada April 1998 ) serta krisis multidimensi. ( sumber: sandibayuperwira.wordpress.com)
Sehingga pada akhirnya kebijakan tersebut diatas disambut oleh gelombang unjuk rasa yang sangat luar biasa oleh pemuda dan mahasiswa hingga akhirnya ia harus meletakkan jabatan secara tragis, oleh desakan demonstrasi tersebut (1998) kaum muda kembali meruntuhkan rezim tirani orde baru menjadi orde Reformasi, soeharto digantikan oleh wakilnya prof.DR BJ Habibie yang dilahirkan di Sulawesi pada tahun 1936. Habibie yang sangat jenius mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk belajar Teknik Pembuatan Pesawat Terbang di Aachen, Jerman. Setelah meraih gelar doktor pada tahun 1965, habibie bergabung dengan industri pesawat terbang Hamburger Flugzeugbau (HF) dan kemudian pabrik pesawat terbang, dimana dia menjadi wakil presidennya.
Pada tahun 1974, Soeharto meminta Habibie untuk kembali ke Indonesia, dan menempatkannya sebagai pimpinan perusahaan perminyakan stategis.
Pada tahun 1978, Habibie ditunjuk sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek). Jabatan ini dipegangnya sampai akhirnya pada Maret 1998 dia dinobatkan sebagai wakil presiden Republik Indonesia. Sewaktu menjabat sebagai Menristek, Habibie terkenal sebagai penyokong proyek ekonomi keuangan negara yang mahal yang ditujukan untuk membuat Indonesia berkecukupan secara teknologi (www.setwapres.go.id).

Setelah terjadinya Reformasi presiden telah berganti tiga kali yaitu Abdurrahman wahid, yang diturunkan melalui sidang istimewa setelah ia mengeluarkan dekrit untuk membubarkan DPR kamudian digantikan oleh Megawati, banyak aset Negara dijual seperti Indosat ,ekonomi dikuasi asing, Kemudian pada tahun 2004 Susilo Bambang yudoyono menjadi presiden pertama yang terpilih secara langsung namun hingga kini tidak ada kemajuan yang berarti yang betul-betul mengarah pada kesejahteraan rakyat dibidang ekonomi maupun dibidang lain Kriminal terjadi dimana-mana koruptor semakin tidak terkendali kedudukan dalam hukum masih kalah jauh dibandingkan tingkat pemerataan korupsi yang awalnya berpusat di keluarga Cendana dan kroni dekatnya namun akhirnya menjalar ke seluruh kerjaan–kerajan kecil di daerah, provinsi maupun kabupaten akibat kebijakan otonomi daerah yang kurang matang . Pengerukan kekayaan alam oleh asing tetap saja dominan terjadi. BBM dinaikkan ,pendidikan mahal pekerjaan semakin sulit harga diri kita diinjak oleh bangsa lain, tenaga kerja kita diperas, diperkosa dan dihina majikannya kebijakan ekonomi lebih berpihak pada pemilik modal asing Dalam sektor migas misalnya, dari 137 perusahaan migas yang ada di Indonesia hanya 20 yang merupakan perusahaan nasional. Meskipun pemasukan sektor migas mencapai 70-80 trilyun rupiah, namun itu belum ada apa-apanya dibandingkan dengan keuntungan sebesar 170 trilyun rupiah/tahun yang diraih exxon ke depannya di blok Cepu saja (detik.com 28 July 2006). Bahkan yang lebih hebatnya lagi UU PMA (penanaman modal asing) memberi izin hak guna usaha selama 95 tahun bagi para PMA, sebuah angka yang jauh lebih tinggi dari pada angka harapan hidup rata-rata manusia di Indonesia (70 tahun)

kini yang menjadi pertanyaan apakah kita sudah benar-benar merdeka…?????????
Namun sebagai anak muda yang masih memiliki darah yang selalu menggelora kita tidak boleh pesimis ditangan kitalah kemajuan Rapublik yang kita cintai ini, mari kita bangun bangsa ini dengan sekuat tenaga, kita bangun dengan semangat nasionalisme dan patriotisme yang kita miliki, mari kita kobarkan didalam dada kita sebuah harapan baru untuk mewujudkan masa depan yang labih mandiri anti inervensi asing kita mulai dengan berbuat sekecil apapun yang kita mampu, selama matahari masih terbit dari timur teggelam disebelah barat pertiwi ini disana masih ada harapan baru kerena:
BERGERAK ADALAH PERJUANGAN
DIAM AKAN TERTINDAS
MUNDUR ADALAH PENGHIANATAN

BIODATA PENULIS
Nama lengkap : Fahman Habibi
Tempat dan tanggal : Madras,07 Agustus 1983
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
weblogs : www.fahmaninstitut.blogspot.com
friendster : fahman_pman@yahoo.com
Status Perkawinan : Belum Nikah
Alamat tempat tinggal : Jl. Kramat Sentiong V no 151e Kel,Kramat
kec, Senen Jakarta Pusat.
Riwayat Pendidikan :
a.SDN 20 Jambi Lulus Tahun 1995
b.MTs Darunnajah Lulus tahun 1998
c.MA Darunnajah Lulus tahun 2001
d. UHAMKA FE Manajemen Jakarta.
Riwayat Organisasi :
a.Ketua Umum HIMA Manajemen FE UHAMKA tahun 2002-2003.
b.Ketua Komisi Rohis DPM FE UHAMKA tahun 2003-2004.
Sekretaris Bidang IPTEK PK IMM FE UHAMKA,tahun 2002-2004.
d.Sekretaris Bidang Organisasi PC IMM Jak-Sel tahun 2005-2007
e. Menteri Advokasi & Sosial Politik BEM UHAMKA Tahun 2004-2005.
f. Ketua umum Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM UHAMKA) tahun 2005-2006.
g. Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Jambi Jakarta Raya (PERMAJA JAYA)tahun 2005-2008.
h. Aktifis BEM Se-Jabotabek dan BEM se-Indonesia tahun 2004-2005.
i. Salah satu pendiri Lingkar Mahasiswa Jakarta Raya (LIMA JAYA) tahun 2005.
j. Koordinator pemuda dan mahasiswa BMKJ (Badan Musyawarah keluarga Jambi Jakarta raya Tahun 2007-2010.
k.Ketua Komisi pembentukan BEM NUSANTARA Tahun 2007.
l. Salah satu Pendiri GARUDAMUDA INSTITUT Tahun 2008 .
m. Calon anggota DPR RI dari PMB ( Partai Matahari Bangsa) Dapil provinsi jambi

Sabtu, 19 Juli 2008

Potensi wisata Alam kecamatan Jangkat

Kecamatan jangkat merupakan kecamatan yang begitu indah yang memiliki ibukota Muara madras yang diapit oleh dua sungai yaitu batang mentenang dan batang manderas yang begitu jernih dan mempesona. Mata pencaharian penduduk umumnya bertani, dengan tambahan usaha berkebun. Tetapi bukan hanya itu yang membuat kecamatan ini istimewa. Sebab ternyata kecamatan menyimpan berbagai jenis wisata alam yang begitu indah dan mempesona setiap pengunjung yang sengaja singgah atau sekedar melewati wilayah tersebut , di antaranya panorama desa, empat danau, berbagai air terjun serta jalan antara desa ke desa yang dihiasi dengan hutan yang menyejukkan sawah-sawah dan perkebunan palawija dan Casiavera sejenis tumbuhan kayu manis milik masyarakat setempat . Mengenai panorama , bisa dikatakan kecamatan ini ini merupakan salah satu kecamatan terindah di pertiwi ini. Persawahan yang menghampar dengan lumbung-lumbung padi. Hutan yang masih hijau diringi kicawan burung - burung dan margasatwa yang tidak kita temui ditempat lain , lengkap dengan sungai yang mengalir jernih dangan ikan-ikan yang berkembang biak secara alamiah di dalamnya.
Menikmati pemandangan alam pegunungan , seperti tak akan ada habisnya kita bergumam dan berdecak kagum akan keindahannya. Semua seperti gambaran panorama segumpal tanah surga yang jatuh kebumi.
Bila ingin menambah kekaguman lagi mengenai keindahan wisata di sini, bisa juga kita menyempatkan diri menyinggahi danau-danau di sekitar desa. danau-danau itu biasa dikenal dengan nama Danau Dipati Empat (Gedang), Danau Pauh dan Danau Kecil (Kecik) Danau Tinggi.
Dipati Empat merupakan danau terbesar diantara danau-danau tersebut. Terletak di bagian barat desa pulau tengah, berjarak sekitar empat jam perjalanan. Namun disarankan bagi Anda yang ingin mengunjungi danau ini, agar mempersiapkan perjalanan sebaiknya karena masih sulitnya jalur yang harus ditempuh.
Danau- danau lainnya, biasa disebut penduduk sekitar dengan nama Danau tinggi, Danau Pauh dan Danau Kecik .

Sungai Batang Mentenang

Sedang kan danau tinggi betul-betul danau yang masih memiliki nuansa pepohonan rindang yang begitu sejuk dengan burung-burung dan hewan-hewan seperti Rusa,Anoa ,kambing hutan dan lainnya, yang terletak didataran tinggi talang batang manderas sebelah tumur tenggara ibukota kecamatan jangkat dapat ditempuh dalam waktu 90 menit berjalan kaki dengan menyusuri sungai dan sawah yang menguning hingga kehulu . Danau Pauh dan Danau Kecik terletak berdekatan di bagian utara desa pulau tengah . Berada di kilometer 4 dan dapat ditempuh dengan mobil atau motor selama 25 menit perjalanan dari desa.
menurut cerita masyarakat setempat disebut sebagai Danau Pauh karena dahulu banyak pohon Pauh di sekitar pinggiran danau. Pohon Pauh ini menurut mereka, berbuah mirip mangga, dengan getah di sana-sini.
Danau Kecik juga ternyata tak kalah berseleranya untuk didatangi. Danau terkecil di antara ketiga danau tadi, juga menyimpan aset berharga sebagai daerah tujuan wisata. Letaknya disekitar i perkebunan dibawah lembah membentuk seperti lekukan dikelilingi hamparan sawah yang tertata rapih dengan sistem terasiring, malah membuat danau ini laksana colloseum di Roma.
Tak terbayangkan indahnya, bila padi yang terdapat di sekeliling danau kecil tersebut mulai menguning. Pasti pemandangan yang tercipta sulit tertandingi oleh bagian manapun di dunia ini.

Grao(Sumber Air panas) dan Air terjun
Aset wisata lain yang tampaknya belum juga tergali adalah sumber air panas yang bisa menari-nari yang disebut grao dan air terjun seperti air terjun Mentalun yang bertingkat dua. Bagian air terjun yang bawah setinggi 40 meter. Dengan air yang jatuh jernih di atas kolam selebar enam meter. Menurut penduduk setempat masih terdapat banyak ikan di bawah air terjun tersebut.
Namun hingga kini beberapa masalah masih melingkupi potensi wisata ini. Seperti sulitnya jalan masuk menuju Danau Dipati Empat dan air terjun-tejun lainnya . Karena kita harus berjalan kaki berjam-jam menuju ke sana.
Kesulitan ini kemudian ditambah dengan belum maksimalnya pembangunan sarana transportasi menuju lokasi. Hanya mobil–mobil jenis tertentu asaja yang bisa mengakses tempat tersebut sedangkan mobil sejenis sedan akan kandas sebelum mencapai lokasi.
aset aset tersebut sebenarnya merupakan potensi wisata yang sangat berpeluang untuk meningkatkan pendapatan daerah jika dikelola sebaik mungkin bahkan akan menjadi tujuan wisata nasional nantinya .

Selasa, 15 Juli 2008

Danau pauh objek wisata alam yang memiliki potensi bisnis

Danau Pauh terletak di Desa Pulau Tengah yang berjarak 96 Km dari Kota Bangko dapat dicapai dengan kendaraan roda empat sampai ke pinggir danau. Luas Danau 70 Ha dengan ketinggian 1200M dpl kedalaman mencapai 20 meter. Disekitar danau terdapat rumah penduduk yang dihiasi oleh sebagian Hutan TNKS dan Perkebunan Rakyat seperti Kopi, Kayu Manis, Kentang, Cabe dan Sayuran Daerah Berhawa dingin.

Danau ini masih asri, airnya jernih tidak tercemar, tenang dan tidak berombak, kalau dilihat dari kajauhan airnya kelihatan berwarna biru bak air laut. Untuk menjaga keasrian air danau Masyarakat yang tinggal disekitar danau, tidak memanfaatkan air danau untuk MCK, mereka lebih menggunakan air pancuran yang bersumber dari mata air Gunung Masurai.

Pemandangan alam yang menarik alami dan mempesona dilatar belakangi oleh Panorama Gunung Masurai. Lokasi ini sangat cocok dikembangkan untuk Olahraga Ski Air dan bermain Speed Boat

Sekilas tentang Kandidat Presiden Amerika Serikat: Barack Obama

Meski namanya baru dikenal publik Amerika Serikat (AS) sekitar 2 tahun lalu, namun kehadirannya sudah mampu menandingi pesaing lainnya dalam kancah kandidat presiden AS. Barack Obama dikenal sebagai seorang sosok politisi yang senang berkomunikasi baik langsung maupun tidak dengan warga AS. Beliau seringkali menuangkan isi pikiran, pendapat serta ide-ide barunya yang dikemas dalam sebuah audiofile podcasting yang selalu bisa diakses oleh publik di seluruh dunia. Suaranya yang bersahaja dan ramah mengesankan seolah-olah beliau sedang berbicara langsung secara personal kepada para pendengarnya. Hal ini tentunya patut dijadikan sebuah keuntungan yang belum tentu dimiliki oleh setiap politisi dimanapun.

Baru-baru ini, Obama juga menggelar sebuah orasi, sebuah kegiatan yang sering beliau lakukan dan berorasi memang suatu kehandalan yang dimilikinya. Orasinya kali ini dilakukan di sebuah taman di Nevada pada waktu siang hari. Walaupun teriknya matahari terasa sungguh menyengat siang itu, namun tidak ada satu orang pun yang malah sibuk mencari tempat teduh di taman tersebut. Semua pengunjung taman tampak terkesima dengan orasi yang disampaikan Obama siang itu. Tidak ada satupun kandidat presiden AS lainnya yang mampu mengumpulkan begitu banyak orang yang bersemangat ingin mendengarkan orasi seorang politisi. Beberapa pengunjung yakin bahwa ”dialah orang yang ditunggu-tunggu Amerika”. Salah seorang pengunjung taman yang kebetulan juga seorang penggemar Obama, Michelle, pernah menuliskan pesan di situs web-nya Obama. Pesannya adalah bahwa ia berharap akan ada peraturan yang menyulitkan orang-orang yang berpenyakit mental dalam memperoleh/membeli senapan. Tidak lama kemudian, Obama membuat usulan yang sama persis. Michelle beranggapan bahwa usulan yang dibuatnyalah yang menginspirasi Obama. Namun orang lain beranggapan bahwa usulan Obama semata hanya karena kasus penembak yang membunuh 32 orang di Virginia beberapa waktu lalu.

Siapakah Obama sebenarnya? Ia mengaku dirinya adalah anak dari ayahnya yang berdarah Kenya yang kesehariannya menggembala kambing. Suatu masa, ayahnya mendapat beasiswa untuk belajar di AS, dimana ia akhirnya menikah dengan seorang wanita berkulit putih dari Kansas. Walaupun orang tuanya tidak kaya, tapi mereka berhasil menyekolahkan anaknya di Harvard.

Sekarang ini, mungkin kulit hitamnya bisa membantu posisinya dalam pemilu presiden nanti. Beberapa generasi lalu, hal ini justru akan merugikan dan bahkan fatal bagi dirinya. Namun kini, masyarakat kulit putih AS justru menilai hal ini sebagai tanda optimistik dari fron rasial. Banyak diantara mereka akan memilih presiden berkulit hitam dan menunjukkan pada dunia, dan diri mereka sendiri, bahwa kulit hitam bukanlah pecundang. Beberapa juga berpendapat bahwa, ”Saatnya telah tiba. Sejauh ini hanya ada pria kulit putih dari kalangan kelas atas.”

Keadaan sekarang ini tentunya merupakan sebuah kesempatan dan keuntungan yang harus diraih oleh Obama. Meski beberapa masyarakat kulit hitam masih meragukan posisi Obama “di kalangan kulit hitam”, karena nenek moyangnya tidak dibawa ke AS sebagai budak dan beliau juga tidak memegang peran dalam gerakan memperjuangkan hak-hak sipil. Menanggapi ini, Obama berkata bahwa dirinya telah banyak berjuang melawan isu rasial. Dalam otobiografinya, beliau ingat akan masa kecilnya dimana seorang kulit hitam telah disiksa dengan menggunakan racun kimia untuk memutihkan kulitnya. Beliau juga pernah menonjok seseorang yang menghinanya dan mengejeknya. Namun sebagai seorang yang berpikiran secara dewasa, dirinya memilih untuk menempuh jalan konsiliasi dibanding konflik.

Meski demikian, mampukah karisma Obama memenangkan dirinya dalam nominasi presiden nantinya? Menurut jajak pendapat, mungkin tidak. Obama tetap belum bisa menyamakan kedudukan dengan organisasinya Hillary Clinton. Obama masih tertinggal sekitar 10 poin di jajak pendapat nasional. Namun, Obama berhasil menggalang dana lebih besar daripada Clinton pada kwartal pertama tahun ini. Jajak pendapat lainnya mengatakan bahwa Obama memiliki kesempatan yang lebih baik dibanding Clinton dalam mengalahkan kandidat papan atas dari Partai Republik, seperti Rudy Giuliani dan John McCain. Jelas, Obama tetap harus dianggap sebagai kandidat yang berpotensi.

Posisinya mengenai perang Irak sangat jelas. Sedikit berbeda dari lawan utamanya, sejak awal, Obama jelas mengatakan tidak setuju dengan perang Irak. Berbicara mengenai kebijakan luar negeri, dirinya bersikap ambisius dan idealistik. Secara gamblang beliau berkata bahwa posisi sebagai pemimpin bagi dunia bebas ini terbuka lebar dan dia ingin menempati posisi tersebut. Obama ingin bekerja dengan Rusia untuk mengamankan bahan-bahan nuklir, pada saat bersamaan mendorong demokrasi dan transparansi di sana. Beliau juga ingin memperkuat NATO, membangun aliansi baru di Asia, menghentikan genosida di Darfur, memperjuangkan perdamaian di Timur Tengah, dan membantu negara-negara miskin membangun ekonomi pasar yang berfungsi. Obama tidak berbicara banyak mengenai ekonomi. Ia hanya ingin mengalokasikan dana yang lebih besar untuk sekolah, subsidi kesehatan, dan kepentingan veteran.

Sumber:

The Economist

http://www.barackobama.com/

Ir. Soekarno sang negarawan dan nasionalis sejati


Soekarno (Bung Karno) Presiden Pertama Republik Indonesia, 1945- 1966, menganut ideologi pembangunan ‘berdiri di atas kaki sendiri’. Proklamator yang lahir di Blitar, Jatim, 6 Juni 1901 ini dengan gagah mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: “Go to hell with your aid.” Persetan dengan bantuanmu.

Ia mengajak negara-nega-ra sedang berkembang (baru merdeka) bersatu. Pemimpin Besar Revolusi ini juga berhasil mengge-lorakan semangat revolusi bagi bangsanya, serta menjaga keutuhan NKRI.

Tokoh pencinta seni ini memiliki slogan yang kuat menggantungkan cita-cita setinggi bintang untuk membawa rakyatnya menuju kehidupan sejahtera, adil makmur. Ideologi pembangunan yang dianut pria yang berasal dari keturunan bangsawan Jawa (Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, suku Jawa dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai, suku Bali), ini bila dilihat dari buku Pioneers in Development, kira-kira condong menganut ideologi pembangunan yang dilahirkan kaum ekonom yang tak mengenal kamus bahwa membangun suatu negeri harus mengemis kepada Barat. Tapi bagi mereka, haram hukumnya meminta-minta bantuan asing. Bersentuhan dengan negara Barat yang kaya, apalagi sampai meminta bantuan, justru mencelakakan si melarat (negara miskin).

Bagi Bung Karno, yang ketika kecil bernama Kusno, ini tampaknya tak ada kisah manis bagi negara-negara miskin yang membangun dengan modal dan bantuan asing. Semua tetek bengek manajemen pembangunan yang diperbantukan dan arus teknologi modern yang dialihkan — agar si miskin jadi kaya dan mengejar Barat — hanyalah alat pengisap kekayaan si miskin yang membuatnya makin terbelakang.

Itulah Bung Karno yang berhasil menggelorakan semangat revolusi dan mengajak berdiri di atas kaki sendiri bagi bangsanya, walaupun belum sempat berhasil membawa rakyatnya dalam kehidupan yang sejahtera. Konsep “berdiri di atas kaki sendiri” memang belum sampai ke tujuan tetapi setidaknya berhasil memberikan kebanggaan pada eksistensi bangsa. Daripada berdiri di atas utang luar negeri yang terbukti menghadirkan ketergantungan dan ketidakberdayaan (noekolonialisme).

Masa kecil Bung Karno sudah diisi semangat kemandirian. Ia hanya beberapa tahun hidup bersama orang tua di Blitar. Semasa SD hingga tamat, ia tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjut di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu ia pun telah menggembleng jiwa nasio-nalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, ia pindah ke Bandung dan me-lanjutkan ke THS (Technische Hooge-school atau Sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.

Kemudian, ia merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, si penjajah, menjebloskannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul ‘Indonesia Menggugat’, dengan gagah berani ia menelanjangi kebobrokan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas (1931), Bung Karno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, ia kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Sebelumnya, ia juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan ia berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik sangat hebat. Ia pun tak mau membubarkan PKI yang dituduh oleh mahasiswa dan TNI sebagai dalang kekejaman pembunuh para jenderal itu. Suasana politik makin kacau. Sehingga pada 11 Maret 1966 ia mengeluarkan surat perintah kepada Soeharto untuk mengendalikan situasi, yang kemudian dikenal dengan sebutan Supersemar. Tapi, inilah awal kejatuh-annya. Sebab Soeharto menggunakan Supersemar itu membubarkan PKI dan merebut simpati para politisi dan mahasiswa serta ‘merebut’ kekuasaan. MPR mengukuhkan Supersemar itu dan menolak pertanggungjawaban Soekarno serta mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden.

Kemudian Bung Karno ‘dipenjarakan’ di Wisma Yaso, Jakarta. Kesehatannya terus memburuk. Akhirnya, pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Paduka Yang Mulia Pemimpin Besar Revolusi ini meninggalkan 8 orang anak. Dari Fatmawati mendapatkan lima anak yaitu Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Dari Hartini mendapat dua anak yaitu Taufan dan Bayu. Sedangkan dari Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mendapatkan seorang putri yaitu Kartika.

Orator Ulung
Presiden pertama RI itu pun dikenal sebagai orator yang ulung, yang dapat berpidato secara amat berapi-api tentang revolusi nasional, neokolonialis-me dan imperialisme. Ia juga amat percaya pada kekuatan massa, kekuatan rakyat.

“Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat,” kata Bung Karno, dalam karyanya ‘Menggali Api Pancasila’. Suatu ungkapan yang cukup jujur dari seorang orator besar.

Gejala berbahasa Bung Karno merupakan fenomena langka yang mengundang kagum banyak orang. Kemahirannya menggunakan bahasa dengan segala macam gayanya berhubungan dengan kepribadiannya. Hal ini tercermin dalam autobiografi, karangan-karangan dan buku-buku sejarah yang memuat sepak terjangnya.

Ia adalah seorang cen-dekiawan yang meninggal-kan ratusan karya tulis dan beberapa naskah dra-ma yang mungkin hanya pernah dipentaskan di Ende, Flores. Kumpulan tulisannya sudah diterbit-kan dengan judul “Diba-wah Bendera Revolusi”, dua jilid. Jilid pertama boleh dikatakan paling menarik dan paling penting karena mewakili diri Soekarno sebagai Soekarno.

Dari buku setebal kira-kira 630 halaman tersebut tulisan pertama yang bermula dari tahun 1926, dengan judul “Nasionalis-me, Islamisme, dan Marxisme” adalah paling menarik dan mungkin paling penting sebagai titik-tolak dalam upaya memahami Soekarno dalam gelora masa mudanya, seorang pemuda berumur 26 tahun.

Di tengah kebesarannya, sang orator ulung dan penulis piawai, ini selalu membutuhkan dukungan orang lain. Ia tak tahan kesepian dan tak suka tempat tertutup.

Di akhir masa kekuasaannya, ia sering merasa kesepian. Dalam autobio-grafinya yang disusun oleh Cindy Adams, Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat itu, bercerita. “Aku tak tidur selama enam tahun. Aku tak dapat tidur barang sekejap. Kadang-kadang, di larut malam, aku menelepon seseorang yang dekat denganku seperti misalnya Subandrio, Wakil Perdana Menteri Satu dan kataku, ‘Bandrio datanglah ke tempat saya, temani saya, ceritakan padaku sesuatu yang ganjil, ceritakanlah suatu lelucon, berceritalah tentang apa saja asal jangan mengenai politik. Dan kalau saya tertidur, maafkanlah.... Untuk pertama kali dalam hidupku aku mulai makan obat tidur. Aku lelah. Terlalu lelah.”

Dalam bagian lain disebutkan, “Ditinjau secara keseluruhan maka jabatan presiden tak ubahnya seperti suatu pengasingan yang terpencil... Seringkali pikiran oranglah yang berubah-ubah, bukan pikiranmu... Mereka turut menciptakan pulau kesepian ini di sekelilingmu.”

Anti Imperialisme
Pada 17 Mei 1956. Bung Karno mendapat kehormatan menyampaikan pidato di depan Kongres Amerika Serikat. Sebagaimana dilaporkan New York Times (halaman pertama) pada hari berikutnya, dalam pidato itu dengan gigih ia menyerang kolonialisme.

“Perjuangan dan pengorbanan yang telah kami lakukan demi pembebasan rakyat kami dari belenggu kolonialisme, telah berlangsung dari generasi ke generasi selama berabad-abad. Tetapi, perjuangan itu masih belum selesai. Bagaimana perjuangan itu bisa dikatakan selesai jika jutaan manusia di Asia maupun Afrika masih berada di bawah dominasi kolonial, masih belum bisa menikmati kemerdekaan?” pekik Soekarno ketika itu.

Hebatnya, meskipun pidato itu dengan keras menentang kolonialisme dan imperialisme, serta cukup kritis terhadap negara-negara Barat, ia mendapat sambutan luar biasa di Amerika Serikat (AS).

Pidato itu menunjukkan konsistensi pemikiran dan sikap-sikap Bung Karno yang sejak masa mudanya antikolonialisme. Terutama pada periode 1926-1933, semangat antikolonialisme dan anti-imperialisme itu sudah jelas dikedepankannya.

Sangat jelas dan tegas ingatan kolektif dari pahitnya kolonialisme yang dilakukan negara asing yang kaya itu. Namun, kata dan fakta adalah dua hal yang berbeda, dan tak jarang saling bertolak belakang.

Soekarno dan para penggagas nasionalisme lainnya dipaksa bergulat di antara “kata” dan “fakta” politik yang dicoba dirajut namun ternyata tidak mudah, dan tak jarang menemui jalan buntu.

Soekarno yang rajin berkata-kata, antara lain mengenai gagasan besarnya menyatukan kaum nasionalis, agama dan komunis (1926) menemukan kenyataan yang sama sekali bertolak belakang, ketika ia mencobanya menjadi fakta. Begitu pula gagasan besarnya yang lain: marhaenisme, atau nasionalisme marhaenistis, yang matang dikonsepsikan pada tahun 1932. Bahkan, gagasannya mengenai Pancasila.

Tokoh Kontroversial
Sebagai sosok yang memiliki prinsip tegas, Bung Karno kerap dianggap sebagai tokoh kontroversial. Maka tak heran jika dia memiliki lawan maupun kawan yang berani secara terang-terangan mengritik maupun membela pandangannya. Di mata lawan-lawan politiknya di Tanah Air, ia dianggap mewakili sosok politisi kaum abangan yang “kurang islami”. Mereka bahkan menggolongkannya sebagai gembong kelompok “nasionalis sekuler”.

Akan tetapi, di mata Syeikh Mahmud Syaltut dari Cairo, penggali Pancasila itu adalah Qaida adzima min quwada harkat al-harir fii al-balad al-Islam (Pemimpin besar dari gerakan kemerdekaan di negeri-negeri Islam). Malahan, Demokrasi Terpimpin, yang di dalam negeri diperdebatkan, justru dipuji oleh syeikh al-Azhar itu sebagai, “lam yakun ila shuratu min shara asy syuraa’ allatiy ja’alha al-Qur’an sya’ana min syu’un al-mu’minin” (tidak lain hanyalah salah satu gambaran dari permusyawaratan yang dijadikan oleh Al Quran sebagai dasar bagi kaum beriman).

Tatkala memuncak ketegangan antara Israel dan negara-negara Arab soal status Palestina ketika itu, pers sensasional Arab menyambut Bung Karno, “Juara untuk kepentingan-kepentingan Arab telah tiba”. Begitu pula, Tahta Suci Vatikan memberikan tiga gelar penghargaan kepada presiden dari Republik yang mayoritas Muslim itu.

Memang, pembelaan Bung Karno terhadap kaum tertindas tidak hanya untuk negerinya namun juga negeri lain. Itulah sebabnya, mengapa ia dipuja habis oleh bangsa Arab yang tengah menghadapi serangan Israel kala itu. Bung Karno dianggap sebagai pemimpin kaum Muslim. Padahal, di dalam negeri sendiri ia kerap dipandang lebih sebagai kaum abangan daripada kaum santri.

Sebenarnya, seberapa religiuskah Bung Karno? Bukankah ia juga dalam konsepsi Pancasila merumuskan sila Ketuhanan Yang Maha Esa? Sila yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan mengakui lima agama. Bagaimana mungkin merangkum visi lima agama itu dalam satu kalimat yang mendasar itu kalau si pembuat kalimat tidak memahami konteks kehidupan beragama di Indonesia secara benar?

Dalam hal ini elok dikutip pendapat Clifford Geertz Islam Observed (1982): “Gaya religius Soekarno adalah gaya Soekarno sendiri.” Betapa tidak? Kepada Louise Fischer, Bung Karno pernah mengaku bahwa ia sekaligus Muslim, Kristen, dan Hindu. Di mata pengamat seperti Geertz, pengakuan semacam itu dianggap sebagai “bergaya ekspansif seolah-olah hendak merangkul seluruh dunia”. Sebaliknya, ungkapan semacam itu-pada hemat BJ Boland dalam The Struggle of Islam in Modern Indonesia (1982)- “hanya merupakan perwujudan dari perasaan keagamaan sebagian besar rakyat Indonesia, khususnya Jawa”. Bagi penghayatan spiritual Timur, ucapan itu justru “merupakan keberanian untuk menyuarakan berbagai pemikiran yang mungkin bisa dituduh para agamawan formalis sebagai bidah”.

Sistem Politik
Soekarno memiliki pandangan mengenai sistem politik yang didukungnya adalah yang paling “cocok” dengan “kepribadian” dan “budaya” khas bangsa Indonesia yang konon mementingkan kerja sama, gotong-royong, dan keselarasan. Dalam retorika, ia mengecam “individualisme” yang katanya lahir dari liberalisme Barat. Individualisme itu melahirkan egoisme, dan ini terutama dicerminkan oleh pertarungan antarpartai.

Lalu ia mencetuskan Demokrasi Terpimpin. Dalam berpolitik Soekarno mementingkan politik mobilisasi massa, ia bersimpati pada gerakan-gerakan anti-imperialisme, dan mungkin sebagai salah satu konsekuensinya, penerimaannya pada Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai aktor politik yang sah, pendukung konsepsi demokrasi terpimpin. Jadi ia mencanangkan sistem politik yang berwatak anti-liberal dan curiga pada pluralisme politik. Ia mementingkan “persatuan” demi “revolusi”.

Pada tahun 1950-an, Indonesia memang ditandai oleh ketidakstabilan politik yang disebabkan oleh sistem demokrasi parlementer. Sistem ini bersifat sangat liberal, dan didominasi oleh partai-partai politik yang menguasai parlemen. Pemilu 1955-yang dimenangkan empat kekuatan besar, Masyumi, Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdlatul Ulama (NU) serta PKI- hingga kini masih dianggap sebagai pemilu paling bebas dan bersih yang pernah dilaksanakan sepanjang sejarah Indonesia. Namun, di sisi lain dari sistem parlemen yang dikuasai partai itu adalah sering jatuh bangunnya kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri. Selain itu, sejarah juga mencatat bahwa integritas nasional terus-menerus diancam oleh berbagai gerakan separatis, yakni DI/TI, PRRI/Permesta, dan sebagainya.

Kenyataan ini membuat Soekarno makin curiga pada partai politik karena dia menganggap Masyumi, dan juga PSI, terlibat dalam beberapa pemberontakan daerah.
Kemudian, Soekarno mendekritkan kembalinya Indonesia pada UUD 1945 karena kegagalan Konstituante untuk memutuskan UUD baru untuk Indonesia, akibat perdebatan berlarut-larut, terutama antara kekuatan nasionalis sekuler dan kekuatan Islam mengenai dasar negara.
(sumber Ensiklopedi Tokoh Indonesia )

Biografi HAMKA

HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Beliau adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Beliau lahir pada 17 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Ayahnya ialah Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.

Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.

Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun 1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).

Hamka adalah seorang otodidiak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas Surjopranoto, Haji Fachrudin, Ar Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang handal.

Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah. Beliau mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Beliau menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31 di Yogyakarta pada tahun 1950.

Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudiannya meletak jawatan pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.

Kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Beliau menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum 1955. Masyumi kemudiannya diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, Hamka dipenjarakan oleh Presiden Sukarno karena dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakanlah maka beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, Hamka diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.

Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, Hamka merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.

Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid) dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kaabah dan Merantau ke Deli.

Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.

Hamka telah pulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981, namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Beliau bukan sahaja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.

Senin, 14 Juli 2008

Petani Jangkat Kesulitan Benih Kentang Unggul

Jambi, Kompas - Ratusan petani kentang di berbagai desa di Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, sekitar 425 kilometer barat Kota Jambi, kesulitan benih unggul. Akibatnya mereka menanam benih yang diperbanyak sendiri, yaitu sudah enam hingga tujuh kali tanam atau turunan. Tanaman kentang yang berasal dari benih enam atau tujuh turunan produksinya rendah. Produksi kentang, maksimum satu berbanding sepuluh atau satu kilogram benih hasilnya saat panen 10 kilogram. Sebagian bahkan kurang, hanya satu berbanding tujuh atau satu berbanding lima. Topan (28), petani kentang di Muara Madras, Rabu (17/8) pekan lalu, mengatakan, petani kentang di Jangkat terjepit biaya produksi yang tinggi, akibat tingginya harga benih unggul, pupuk dan obat-obatan mahal. Harga benih unggul asal Pengalengan Jawa Barat di Jangkat Rp 10.000-Rp 12.000 per kilogram, katanya. Sementara harga per kilogram pupuk urea Rp 1.400, SP-36 Rp 2.000, dan KCl Rp 2.000. Adapun Obat-obatan untuk satu hektar menghabiskan biaya sekitar Rp 7,5 juta. Anggota Komisi IV Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Provinsi Jambi, Hendri Masyhur, Rabu mengatakan, dewan sudah minta kepada pemerintah untuk mempercepat pengembangan Balai Benih Induk (BBI) kentang di Kerinci. Melalui dana Anggaran Biaya Tambahan (ABT) tahun 2005 ini, pemerintah provinsi menganggarkan Rp 312 juta untuk peningkatan penyediaan benih kentang melalui BBI Kentang, Kerinci, ujar Hendri. Ketua DPRD Provinsi Jambi, Zurman Manap, berjanji akan memberikan perhatian lebih dan mendorong pemerintah untuk menyediakan benih ketang unggul dan benih komoditas pertanian lainnya.


“Tajdid Gerakan Mewujudkan Kepemimpinan Kaum Muda”


Slogan “saatnya kaum muda memimpin” menjadi isu besar yang disuguhkan media beberapa waktu terakhir, karena itu merupakan buah dari kebuntuan perubahan bangsa, adanya harapan saatnya kaum muda memimpin. Betapapun juga, hadirnya alternatif kepemimpinan menjadi sebuah keharusan di tengah realitas elite politik yang tidak memberi kemungkinan hadirnya perubahan. Tetapi, harapan ini menjadi naif, saat konsentrasi perubahan kepemimpinan hanya ditekankan pada pimpinan puncak negeri ini sebagaimana yang mengemuka di publik beberapa waktu terakhir.

Hal yang penting menjadi semangat kaum muda adalah bahwa kepemimpinan bukanlah pemberian, tetapi kepemimpinan merupakan buah dari usaha. Karena itulah tekanan pada kata “muda” hendaknya tidak mengabaikan aspek kemampuan dan kemauan untuk meraihnya. Inilah yang sesungguhnya menjadi spirit dari pesan Nabi Saw bahwa “bukanlah kaum muda yang mengatakan ini bapakku (ini pemberian bapakku), tapi kaum muda adalah mereka yang mengatakan inilah aku (ini karya dan usahaku).” Dalam hal ini, cita-cita memimpin bukanlah buah dari rengekan kaum muda terhadap kaum tua, tapi merupakan karya dan jerih payah yang diupayakan oleh kaum muda sendiri.

Sebagai salah satu elemen kaum muda, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah hendak mendiseminasikan gagasan ini, selain sebagai wujud dari kontribusi kebangsaan, juga sebagai representasi dari kaum muda yang oleh Richard Robinson—kaum muda itu—dikategorikan sebagai bagian dari kelas menengah sosial, yakni mereka yang datang dari kelas intelektual dengan pengetahuan yang mapan. Oleh karena itu, momentum Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang akan digelar pada 26-31 Mei 2008 menjadi momentum yang sangat strategis untuk mendiseminasikan gagasan kepemimpinan kaum muda ini.

Dalam konteks itu, semangat tajdid sebagaimana tema Muktamar “Tajdid Gerakan Mewujudkan Kepemimpinan Kaum Muda” ini, memiliki—sekurang-kurangnya—dua pijakan, yaitu pertama, rekonstruktif, yaitu perubahan cara pandang terhadap teks “kaum muda”. Dalam hal ini bahwa “muda” bermakna semangat muda, bukan semata-mata usia muda tapi juga memiliki kemampuan dan kemauan untuk berubah dan merubah keadaan. Selain itu, tajdid dalam hal ini juga mesti menebar ke berbagai lini keumatan dan kebangsaan. Kedua, tajdid yang bermakna pembaruan juga mesti dalam jalinan semangat al-muhâfazhatu ‘alalqâdîmishâlihi wal akhdzu biljadîdilashlah.
Sebagai sebuah proses sirkulasi kepemimpinan, menggelar muktamar adalah sebuah keharusan. Apalagi berbarengan dengan momentum diseminasi kepemimpinan kaum muda, tentu merupakan keharusan yang lain yang mesti dilakukan oleh IMM. Dalam memberikan kontribusi dan memainkan peran sosial keagamaannya. IMM juga harus menjalankan peran-peran baru yang dipandang lebih baik dan lebih bermaslahat bagi kemajuan peradaban. ( sumber:Kutipan Proposal mukhtamar IMM XIII)
Fahman Habibi
(Koordinator Humas publikasi dan Dokumentasi Panitia Muktamar Pusat)

Jumat, 04 April 2008

tulisan pertama


hampir semua makhluk hidup pasti memiliki ketergantungan terhadap makhluk lainnya itulah yang disebut dengan sebuah rantai kehidupan yang nantinya akan dipopulerkan menjadi sebuah kata yaitu organisasi ,sedangkan organisasi bagi manusia adalah sebuah wadah untuk memasarkan potensi diri agar bisa dikenal dan dapat membawa sebuah perubahan bagi orang-orang yang ada disekitarnya. setiap organisasi telah dihadiahkan oleh tuhan seorang pemimpin yang mencerminkan anggota yang dipimpinnya meski penunjukan seorang pemimpin dalam suatu organisasi melalui tahapan dan dinamikan yang setiap organisasi boleh menentukan sistemnya sendiri meski terkadang sistem terkadang membuat orang atau pelaku organisasi menjadi kaku dan takajarang pula aturan itu dilanggar berdalihuntuk kemaslahatan.