Senin, 14 Juli 2008

Petani Jangkat Kesulitan Benih Kentang Unggul

Jambi, Kompas - Ratusan petani kentang di berbagai desa di Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, sekitar 425 kilometer barat Kota Jambi, kesulitan benih unggul. Akibatnya mereka menanam benih yang diperbanyak sendiri, yaitu sudah enam hingga tujuh kali tanam atau turunan. Tanaman kentang yang berasal dari benih enam atau tujuh turunan produksinya rendah. Produksi kentang, maksimum satu berbanding sepuluh atau satu kilogram benih hasilnya saat panen 10 kilogram. Sebagian bahkan kurang, hanya satu berbanding tujuh atau satu berbanding lima. Topan (28), petani kentang di Muara Madras, Rabu (17/8) pekan lalu, mengatakan, petani kentang di Jangkat terjepit biaya produksi yang tinggi, akibat tingginya harga benih unggul, pupuk dan obat-obatan mahal. Harga benih unggul asal Pengalengan Jawa Barat di Jangkat Rp 10.000-Rp 12.000 per kilogram, katanya. Sementara harga per kilogram pupuk urea Rp 1.400, SP-36 Rp 2.000, dan KCl Rp 2.000. Adapun Obat-obatan untuk satu hektar menghabiskan biaya sekitar Rp 7,5 juta. Anggota Komisi IV Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Provinsi Jambi, Hendri Masyhur, Rabu mengatakan, dewan sudah minta kepada pemerintah untuk mempercepat pengembangan Balai Benih Induk (BBI) kentang di Kerinci. Melalui dana Anggaran Biaya Tambahan (ABT) tahun 2005 ini, pemerintah provinsi menganggarkan Rp 312 juta untuk peningkatan penyediaan benih kentang melalui BBI Kentang, Kerinci, ujar Hendri. Ketua DPRD Provinsi Jambi, Zurman Manap, berjanji akan memberikan perhatian lebih dan mendorong pemerintah untuk menyediakan benih ketang unggul dan benih komoditas pertanian lainnya.


Tidak ada komentar: