Senin, 08 Juni 2009

RINTIHAN ITU BELUM JUGA BERAKHIR

Betapa negeri kita selalau dirundung berbagai permasalahan yang tak ada habis-habisnya politisi sibuk bermain peran para pengamat bebas berbicara sesuai disiplin ilmu yang dimiliki, apakah semua polemik yang ada masih menarik untuk diperbincangkan tanpa solusi yang begitu nyata menghembuskan perubahan yang begitu nyata, bukankah sudah menjadi santapan yang biasa dihidangkan ditelevisi. ataukah tahun ini memang tahun nya orang berpolitik yang setiap detiknya bisa menjadi sebuah sejarah yang akan dicaritakan kepada anak cucu kita yang lahir sekian generasi yang akan datang . namun jika kita bertanya kenapa dan mengapa begitu banyak orang yang tergiur akan kekuasaan dan dengan sekuat tenaga mengobankan harga diri sekalipun untuk mempertahankan kekuasaan itu apakah betul mereka ingin menjadikan negeri ini sebuah bangsa yang bermartabat apakah benar mereka ingin mensejahterakan rakyat .

Begitu banyak kejadian di negeri ini yang menggelitik untuk kita cermati secara bersama mulai dari kasus Antasari seorang ketua KPK sebagai Garda terdepan pemberantasn korupsi yang belum jelas ujung pangkalnya dan siapa dalang dibalik itu semua ,kasus Manohara seorang model biasa awalnya dan kini menjadi selebriti yang selalu tampil di berbagai media elektronik maupun cetak akibat kisah cinta yang melibat kan antar kedua bangsa yang begitu menghebohkan lagi-lagi megusik ketentraman berfikir kita, jatuhnya pesawat-pesawat tempur kita yang sudah usang dimakan usia dan kecelakan transportasi laut,darat dan udara yang tidak sedikit merenggut korban jiwa. tak ketinggalan kasus ambalat yang menggugah rasa nasionalisme kita karena didalamnya banyak sekali tersimpan potensi alam yang sangat luar biasa melimpahnya yang digali dengan tanpa adanya kebocoran bisa menghidupi sekian banyak anak negeri yang butuh makan atau sekedar mencicil hutang kita pada pihak asing alih-alih untuk pembangunan padahal dikorupsi jumlahnya triliunan rupiah . namun tak kalah menarik jika kita cermati kisah ibu prita mulyasari yang terpenjara akibat opini yang ditulisnya dalam bentuk surat elektronik ini seakan kembali mengekang proses berpikir dan penyampaian opini dimuka publik.

Apakah kasus-kasus itu terjadi karena amburadulnya sistim dinegari kita atau orang-orang yang berada didalam sistim itu telah menghianati jabatan yang diberikan rakyat kepadanya ?mungkinkah ada hubungan nya dengan rasa nasionalisme setiap anak bangsa yang perlahan-lahan mulai runtuh menggerogoti jiwa akibat pengaruh sosial dan begitu pasatnya budaya lain merasuki tatanan kehidupan kita? bisa jadi semua itu sangat erat hubungannya dengan permasalahan ekonomi hasil setiran pihak asing yang sampai detik ini belum memihak pada rakyat kecil?

Seakan sudah tidak ada lagi yang menghiraukan sikap saling asah saling asih adan saling asuh sebagai cerminan dan kepribadian kita dahulu kala. Bangsa ini bukan hanya membutuhkan solusi diatas kertas dan sebatas retorika dalam pidato dimimbar-mimbar yang tak jarang membuat mereka bersimpati padahal mereka tak sadar kalau meraka dibodohi dan dibohongi ,Tapi sesungguhnya bangsa ini butuh harga diri dimata siapapun,rakyatnya butuhsembako murah dan bisa makan tiga kali sehari ,mereka butuh transportasi memadai dan terjangkau, mereka menginginkan pelayanan kesehatan yang tidak memanipulasi, mereka mengharapkan pendidikan yang berkualitas,kehidupan sosial dan berbudaya tanpa harus megikuti trend dari bangsa lain tapi menciptakan budaya yang diikuti bangsa lain, terjaminnya keamanan bagi setiap warga negara dalam melakukan segala macam aktifitas yang dapat menghasilkan faktor-faktor ekonomi dan lain sebagainyanya itulah kemandirian yang sesungguhnya....

JANGAN LAGI KAU TIPU BANGSA INI
JANGAN LAGI KAU JUAL ASET NEGARI INI
JANGAN KAU JAJAH BANGSA SENDIRI
JANGN KAU IKUTI HASRAT BERKUASAMU YANG MENDZOLIMI

JIKA BANGSA INI TIDAK KITA URUS DAN SEMUA KITA PERDULI
MAKA SUATU SAAT KITA AKAN BENAR-BENAR MENJADI BANGSA YANG DIPERBUDAK BANGSA-BENGSA LAIN

APAKAH KITA RELA...............................................?

RENUNGKAN DAN PIKIRKANLAH WAHAI ANAK NEGERIKU



( FAHMAN HABIBI )