Selasa, 19 Mei 2009

Pesona Cantiknya bunga Tulip

Siapa bilang bunga Tulip hanya milik orang Belanda. Di Berlin, Jerman, ada taman Tulip yang boleh diadu keindahannya. Musim semi bagi warga Berlin adalah waktunya mengunjungi Britzer Garten, taman bunga di selatan kota Berlin. Tulipan, begitulah lidah Jerman menyebut bunga Tulip, yang menjadi tujuan utama di Britzer Garten.

Khusus hanya pada bulan April dan Mei, Britzer Garten kebanjiran pengunjung yang ingin melihat keindahan bunga Tulip. Detikcom pun berkunjung ke taman di daerah Alt Mariendorf, Berlin ini pada Minggu (17/5/2009).

Taman di Berlin pada umumnya gratis, namun untuk taman bunga yang satu ini, pengunjung harus membayar 3 Euro untuk menikmati keindahan tulip. Harga yang relatif murah untuk sebuah taman yang indah.

Taman seluas 37 hektar ini sebenarnya tidak hanya ditanam bunga Tulip. Ada danau, taman bermain anak-anak, dan taman bunga berbagai jenis. Namun pada musim semi, bunga Tulip lah yang menjadi idola.

Tulip beraneka warna pun ditanam secara khusus membentuk pola dan garis-garis yang indah. Tidak kurang dari 500 ribu bunga Tulip ditanam di Britzer Garten. Penanamannya pun dikelompokan sesuai jenis dan warna. Hasilnya adalah sebuah perpaduan warna yang indah.

"Musim semi adalah waktu yang cocok untuk ke Britzer Garten, hawanya sudah hangat dan kita bisa menikmati Tulip," ujar Helen Fischer (58), seorang pengunjung taman kepada detikcom.

Pada setiap kelompok bunga Tulip, dipasang keterangan jenis bunganya. Ada 260 jenis Tulip yang ditanam dan kebanyakan hasil persilangan. Di dalamnya termasuk 60 jenis Tulip bibit unggul.
(sumber detik.com fay/mok)

"Journey to Mecca"

Journey in Mecca in the Footsteps of Ibn Battuta mengisahkan tentang perjalanan religi seorang pemuda bernama Ibn Batutta.

Film berdurasi sekitar 45 menit yang diputar di Teater Imax Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu, tidak hanya mengisahkan perjalanan spiritual ibadah haji, tetapi juga sarat nilai edukasi.

Film Journey to Mecca mengisahkan perjalanan religi yang sangat berani dan penuh bahaya yang dilakukan oleh seorang pemuda 21 tahun Ibn Battuta dari Tangier Maroko yang ingin menunaikan ibadah haji ke Makkah.

Ibn Battuta adalah seorang mahasiswa Ilmu Hukum. Pada suatu malam ia bermimpi melakukan perjalanan panjang untuk melaksanakan ibadah haji.

"Saya bermimpi melakukan perjalanan panjang dengan menggunakan seekor burung untuk melaksanakan ibadah haji ke Makkah," kata Ibn Battuta kepada temannya.

Didorong oleh keinginan yang kuat akhirnya Ibn Battuta melaksanakan niatnya untuk beribadah haji.

Kedua orang tuanya sempat mengkhawatirkan dan berusaha mencegahnya mengingat usia Ibn Batutta yang masih muda. Namun keinginannya tak bisa dicegah sehingga kedua orang tuanya mengijinkannya.

Bapaknya memberikan seekor kuda dan uang, sedangkan ibunya memberikan pakaian haji, ihram.

Perjalanan ke Makkah ini merupakan awal dari perjalanannya menempuh jarak ribuan mil dimulai dari Tangier, Maroko, Damaskus dan kemudian Madinah hingga ke Makkah.

Medan yang dilalui cukup berbahaya dan rawan gangguan keamanan, seperti melintasi gurun sahara, pegunungan, dan Sungai Nil.

Di tengah-tengah perjalanan di gurun pasir, Ibn Batutta bertemu dengan sekelompok perampok. Ibn Batutta sempat berkelahi dengan kawanan perampok itu.

Pemuda Maroko itu hampir saja dibunuh oleh kawanan perampok itu. Untungnya ia mendapatkan pertolongan dari salah seorang pimpinan perampok tersebut.

Ibn Batutta berhasil mencapai Makkah dalam waktu 18 bulan, beberapa hari sebelum dimulainya ibadah haji.

Penjelajahan dengan melintasi berbagai medan yang penuh resiko dan bahaya membuat namanya diakui dunia.

Atas keberhasilannya melintasi perjalanan panjang melintasi 45 negara dan perjalanannya itu tiga kali lebih jauh dari apa yang telah dilakukan oleh Marcopolo. Nama Ibn Batutta menjadi nama sebuah kawah di gurun.

Teater Imax

Teater Imax Keong Emas TMII adalah Teater Imax pertama yang dibangun atas prakarsa Ibu Tien Suharto. Teater ini dilengkapi dengan sistem proyektor Imax yang menggunakan teknologi sinematografi modern.

Sistem ini dapat memberikan kualitas gambar dan pengaruh kepada penonton sehingga seolah-olah penonton itu sendiri ada dalam adegan film yang ditonton.

Layar di Teater Imax Keong Emas tercatat dalam "Guinnes Book of Records" sebagai layar terbesar di dunia dalam edisi tahun 1985, 1986, 1987, 1988, 1989, 1990 dan 1991. Sementara untuk arsitektur gedung dikerjakan oleh tenaga dari dalam negeri.

Oleh Agus Wira Sukarta (sumber www.kompas.com)